Minggu, 09 Juli 2017

Manajemen Nutrisi Tanaman Akuaponik

Banyak sekali yang masih belum mengerti atau mengira bahwa limbah ikan/kotoran ikan dapat menjadi satu-satunya dasar nutrisi hidroponik yang lengkap. Didalam sistem akuaponik, tidak hanya bisa ditanam tumbuhan saja, namun sistem akuaponik yang telah matang bisa menumbuhkan banyak sekali tanaman lebih baik daripada yang bisa ditanam secara hidroponik. Kunci kesuksesan yang menakjubkan tersebut terletak pada tiga faktor penting yaitu :
- Bio filter yang sehat
- Tingkat pH dalam kisaran yang tepat
- Pakan ikan berkualitas tinggi


Peran Bio Filter Didalam Akuaponik 

Bio Filter berfungsi sebagai tempat produksi nutrisi mineral yang segera tersedia untuk tanaman. Didalam bio filter, limbah ikan sebagai dasar nutrisi harus dirubah/dikonversi menjadi zat nutrisi yang mudah diserap oleh tanaman. Konversi ini dilakukan oleh bakteri nitrifikasi dan heterotrofik. Lebih ideal lagi, apabila metode tanam sistem akuaponik yang digunakan berbasis media, cacing merah (lumbricus rubellus) dapat dimasukkan ke dalam bak-bak tanam berbasis media tersebut. Cacing merah akan mengkomposkan bahan-bahan organik yang masuk kedalamnya. Koloni bakteri, koloni cacing merah dan media tanam yang berfungsi sebagai rumah bagi bakteri dan cacing tersebut, membentuk apa yang biasa disebut sebagai "bio filter". Bio filter didalam sistem akuaponik ibarat karburator pada mobil yang mengambil bahan bakar dan menjadikannya sumber energi yang tersedia untuk menghidupkan mesin.
Membentuk bio filter dimulai saat amonia pertama kali ditambahkan pada sistem, baik dengan ikan ataupun secara sintetis seperti yang telah dijelaskan pada artikel mengenai "start cycling". Start cycling dianggap telah selesai apabila terdapat cukup koloni bakteri yang dapat merubah semua amonia menjadi nitrit, nitrit menjadi nitrat dan kadar amonia dan nitrit menjadi nol (0).
Akan tetapi perlu diingat, bahkan setelah proses start cycling dianggap selesai dan bio filter berfungsi, tanaman kemungkinan masih belum mendapatkan cukup nutrisi. Hal ini kemungkinan bio filter masih memerlukan kematangan yang maksimal dari waktu ke waktu dan agar menjadi semakin efisien dalam mengubah limbah ikan menjadi makanan/nutrisi yang kompleks bagi tanaman.
Dalam tiga bulan pertama berjalannya sistem akuaponik, hanya bisa ditanam tanaman yang membutuhkan nutrisi tingkat rendah seperti selada hijau, kangkung dan bayam. Setelah bio filter berumur enam bulan, karburator pada sistem akuaponik akan berjalan dengan kecepatan penuh dan membuat berbagai nutrisi yang tersedia untuk tanaman. Pada tahap ini, tanaman besar seperti tomat, mentimun, okra, terong, paprika, tomat, melon dan lain-lain dapat tumbuh dengan baik.

Peran Kunci pH

Sama halnya dengan sistem hidroponik atau sistem/metode tanam apapun, pH memainkan peran kunci dalam kemampuan tanaman untuk mengambil nutrisi. Didalam sistem akuaponik, sebenarnya tidak terdapat kekurangan nutrisi sama sekali. Disebut "kekurangan nutrisi" pada akuaponik hanyalah apabila kisaran pH berada jauh dari nilai yang dibutuhkan oleh sistem, sehingga tanaman akan kesulitan menyerap larutan nutrisi yang disediakan oleh sistem. Kisaran nilai pH yang baik didalam sistem akuaponik adalah pH 6.0 sampai pH 7.0. Didalam kisaran tersebut, tanaman akan memiliki kesempatan terbaik untuk menyerap semua nutrisi yang dibutuhkannya.
Kebutuhan pH setiap komponen penting akuaponik memiliki nilai yang berbeda. Ikan dan bakteri pengurai lebih menyukai pH pada kisaran 7.0-8.0 dan tanaman menyukai pH pada nilai 6.0-6.8. Oleh karena itu harus terdapat kompromi nilai pH untuk tanaman, ikan dan bakteri pengurai tersebut, maka nilai pH yang baik untuk sistem akuaponik adalah berada pada kisaran 6,8-7.0. Apabila sistem akuaponik memiliki nilai pH pada kisaran tersebut dan dapat mempertahankannya, maka akuaponik akan berjalan dengan baik dan berkesinambungan.

Nilai pH didalam sistem akuaponik dapat tinggi atau rendah karena beberapa sebab antara lain :

- Akuaponik baru berjalan, masih belum terbentuk koloni bakteri yang cukup, sehingga kadar amonia masih tinggi yang dapat menyebabkan air bersifat asam
- Penggunaan air yang memiliki pH tinggi
- Penggunaan media tanam yang tidak memiliki pH netral (inert), seperti batu kerikil yang mengandung kalsium karbonat, sehingga dapat menyebabkan pH air menjadi tinggi.
Penyesuaian pH air harus dilakukan apabila terjadi fluktuasi pH yang tidak terkendali. Penyesuaian nilai pH harus dilakukan perlahan. Perubahan tingkat pH yang cepat sangat menekan ikan dan akan jauh lebih bermasalah daripada nilai pH sebelumnya yang berada diluar jangkauan. Target merubah nilai pH adalah 0,2 per hari sampai diperoleh nilai pH yang dikehendaki (pH 6,8-7,0).

Cara menyesuaikan nilai pH sistem akuaponik adalah sebagai berikut :
- Apabila pH sistem memiliki nilai diatas 7,0 (basa), cara yang paling aman menurunkan nilai pH dapat dilakukan dengan memberikan cairan "pH Down". pH down dapat dibeli ditoko-toko perikanan atau toko-toko hidroponik. Dapat juga diberi cairan yang bersifat asam seperti H2SO4 (asam sulfat/air accu zuur). Hindari penggunaan asam sitrat karena bersifat anti bakteri.
- Apabila pH sistem memiliki nilai dibawah 6.0 (asam), cara terbaik adalah dengan memberikan kalsium hidroksida (CaOH) atau kalium hidroksida (KOH). Kedua unsur tersebut memiliki manfaat yang baik bagi tumbuhan, karena tumbuhan juga memerlukan kalium/potassium dan kalsium bagi pertumbuhannya dalam tingkat yang diperlukan. Dapat juga menggunakan cairan "pH Up" yang dapat dibeli di toko-toko perikanan/pertanian maupun toko-toko hidroponik. Dan dapat juga menggunakan cangkang telur, kerang, siput yang dihancurkan untuk meningkatkan pH secara alami. Akan tetapi cangkang harus direbus terlebih dahulu untuk mencegah adanya bakteri yang tidak diinginkan masuk kedalam sistem. Juga lebih baik, cangkang dibungkus dengan jaring nilon agar mudah mengambilnya lagi apabila terjadi peningkatan pH yang terlalu tinggi.

Gunakan Pakan Ikan Berkualitas Tinggi

Sebaiknya pakan ikan yang diberikan memiliki kualitas tinggi. Pakan ikan yang disarankan adalah yang memiliki kadar protein tinggi (25-32%) dan lebih baik adalah produk buatan pabrik yang sudah terkenal. Hal ini dimaksudkan agar pakan ikan yang diberikan tidak hanya dapat membantu kesehatan ikan, akan tetapi pakan ikan yang diberikan adalah juga sebagai nutrisi dasar tanaman sehingga akan jauh lebih baik untuk memastikan bahwa tanaman mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkannya.

Jadi Apakah Yang Perlu Dilengkapi Dan Diperhatikan Didalam Sistem Akuaponik?

Sistem akuaponik tidak perlu suplemen atau jarang sekali diberikan suplemen tambahan. Sebenarnya menambahkan suplemen dapat membahayakan kehidupan ikan dan organisme menguntungkan lainnya didalam sistem akuaponik. Karena akuaponik adalah ekosistem alami, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah membuat sistem terpasang dengan baik, mengelola pH, kadar oksigen, menjaga suhu air yang optimal, memberi makan ikan sesuai aturan yang tepat dan kemudian membiarkan berjalan dengan sendirinya.
Kemungkinan terlihat adanya kekurangan nutrisi pada sistem akuaponik adalah pada enam bulan pertama saat membangun bio filter. Cara mengatasi sementara adalah dengan menggunakan pupuk organik buatan pabrik. Pupuk yang disarankan adalah "pupuk organik yang mengandung ekstrak rumput laut" atau menggunakan pupuk buatan sendiri yang biasa disebut dengan "pupuk teh kompos cacing". Penggunaan pupuk-pupuk tersebut adalah dengan disemprotkan pada daun dan batang tanaman sebelum matahari terbit atau menjelang matahari terbenam. Pupuk-pupuk tersebut mengandung sejumlah mikronutrien untuk membantu tanaman terbentuk sebelum bio filter sepenuhnya bekerja. Pupuk organik yang mengandung ekstrak rumput laut dapat dibeli di toko-toko pertanian maupun melalui internet. Mengenai pembuatan pupuk teh kompos cacing akan dijelaskan pada artikel berikutnya.
Kekurangan nutrisi berikutnya yang kadang terjadi adalah zat besi. Penyerapan zat besi sangat sensitif terhadap pH. Penyerapan zat besi oleh tanaman dapat terganggu ketika pH air tinggi (basa), baik pada fase pembentukan bio filter maupun setelahnya. Ciri-ciri tanaman kekurangan zat besi pada umumnya adalah daun terlihat menguning. Untuk mengatasinya perlu diberikan zat besi dalam bentuk kelat (chelated iron). Zat besi (chelated iron) dapat dibeli di toko-toko hidroponik maupun melalui internet. Akan tetapi, apabila nilai pH dapat terjaga pada kisaran yang optimal (6,8-7,0), maka kekurangan zat besi akan sangat jarang terjadi bahkan tidak terjadi sama sekali. Penggunaan zat besi pada sistem akuaponik tidak berbahaya bagi ikan.

Akuaponik adalah suatu sistem yang mengadopsi sistem ekologi alam. Maka dari itu tidak semestinya ada campur tangan manusia yang begitu dominan selayaknya diktator. Diharapkan manusia hanyalah sebagai konduktor proses alamiah didalam sistem akuaponik.

Selamat Belajar.... Semoga Bermanfaat.... Salam

Comments :

0 comments to “ Manajemen Nutrisi Tanaman Akuaponik ”

Posting Komentar

 

Copyright © 2009 by akuaponik, aquaponik, hidroponik, akuakultur, ikan, sayuran, pertanian, perkebunan