Rabu, 10 Mei 2017

Media Tanam Apa Yang Baik Untuk Akuaponik?

Penggunaan media tanam di dalam sistem akuaponik adalah salah satu cara berkebun yang berbeda dari sistem berkebun secara tradisional konvensional. Kondisi media dari sistem akuaponik mengadopsi sifat yang sama dengan yang ditemukan di tanah, oleh karena itu media di dalam sistem akuaponik memiliki kemampuan sebagai pengganti media tanah.
Ada beberapa jenis media tanam untuk sistem akuaponik dimana masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

Media Tanam Apa Yang Baik Untuk Akuaponik?

Berikut beberapa jenis media tanam yang paling sering digunakan di dalam sistem akuaponik :

Expanded Clay (Hydroton), dibuat dari tanah liat dibentuk bulat dan dibakar dengan suhu rendah. Memiliki pH netral dan mudah ditangani, namun cukup mahal.

Batu/Kerikil Sungai, banyak terdapat di sungai-sungai. Batu sungai berat tetapi mudah ditangani, relatif murah. Memilih batu sungai harus hati-hati, karena kemungkinan mengandung batu kapur yang secara bertahap akan meningkatkan kadar pH air dari waktu ke waktu.

Pecahan Batu Sungai, banyak dijual di toko-toko bangunan atau pabrik pemecah batu (stone crush), biasanya dipakai untuk campuran adonan tembok beton. Murah tetapi berat dan memiliki pH yang sama dengan batu kerikil sungai. Pecahan batu sungai memiliki sudut-sudut yang tajam, sehingga sulit ditangani dan dapat mempengaruhi akar tanaman.

Hydrogel, media sintetis yang sangat mahal dibanding dengan media tanam lainnya. Media hydrogel sangat ringan dan cenderung mengambang. Mudah ditangani dan pH netral.

Pecahan Genting Tanah Liat, relatif murah tetapi cukup berat, cukup tajam dan agak sulit ditangani. Pecahan genting tanah liat dapat tergerus air dari waktu ke waktu, sehingga potensial dapat menyumbat aliran air pada sistem akuaponik.

Pecahan Batu-Bata Tanah Liat, murah, mudah didapat, cukup ringan, tetapi mudah pecah dan tergerus air sehingga dapat menyumbat aliran air sistem akuaponik.

Selain media-media tersebut diatas, dapat digunakan Media Organik seperti arang kayu, sekam dan lain-lain. Media organik relatif murah, ringan dan mudah ditangani. Akan tetapi media organik mudah rusak/lapuk sehingga pada akhirnya dapat menyumbat sistem. Mudah terdekomposisi, sehingga dapat menyebabkan kadar pH dan nutrisi berfluktuasi di luar kendali dan zat tanin yang terkandung di dalam media organik menyebabkan air menjadi berwarna kecoklatan, sehingga ikan sulit terlihat dan pertumbuhan tanaman dapat terganggu. Apabila terpaksa harus menggunakan media organik, maka harus dibersihkan dahulu berkali-kali dan dikeringkan agar zat tanin menjadi berkurang atau tidak ada sama sekali.

Berikut adalah sifat-sifat yang harus dimiliki oleh media tanam untuk mempertahankan sistem akuaponik berjalan secara efektif.

- Tidak mudah terurai atau terdekomposisi, sehingga pH dan nutrisi di dalam sistem akuaponik tidak mengalami fluktuasi diluar kendali.

- Tidak menyebabkan perubahan pada tingkat pH air, media tanam tidak boleh menghasilkan zat apapun yang dapat merubah pH air baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Kebanyakan batu sungai dan batuan lava memiliki pH netral. Batu marmer, batu gamping dan batu karang laut memiliki kecenderungan merubah pH air menjadi tinggi (basa). Tanaman akan sulit menyerap nutrisi dalam air yang memiliki kadar pH tinggi.

- Harus berukuran tepat, jika media tanam terlalu kecil akan mudah tersumbat oleh limbah padat dari ikan dan pada akhirnya akan mencegah sirkulasi udara dan air yang baik untuk zona akar tanaman. Media tanam yang terlalu besar menyebabkan sistem perakaran tanaman tidak terbangun dengan baik karena adanya rongga-rongga udara yang besar. Idealnya, media tanam memiliki diameter 12-18 mm.

Selain itu, media tanam yang memiliki porositas yang besar sangat baik dipakai sebagai media tanam di dalam sistem akuaponik, karena dapat menahan udara dan air dengan lebih baik dan berat lebih ringan. Dan media tanam yang memiliki porositas tinggi memungkinkan area permukaan lebih banyak bagi pertumbuhan koloni bakteri menguntungkan, sehingga dapat menghasilkan sistem produksi yang lebih tinggi pula.

Sangat tidak disarankan penggunaan media tanam yang salah terutama yang dapat menyebabkan tingkat pH sistem akuaponik menjadi tidak terkendali. Jika menggunakan kerikil, maka harus tahu sumbernya dan hindari menggunakan batuan yang mengandung kapur (kalsium karbonat) dan batu marmer.

Jika biaya bukan masalah besar, maka media tanam sintetis menjadi pilihan ideal karena ringan yang berarti lebih sedikit tekanan pada tempat media tanam akuaponik dan memiliki sifat ideal terhadap efektifitas pertumbuhan tanaman. Pilihan lainnya adalah hydroton meskipun masih bukan yang termurah.
Dan yang termurah adalah kerikil sungai maupun pecahan batu sungai, cukup efektif bagi pertumbuhan tanaman dan inert (tidak mempengaruhi pH air).

Comments :

0 comments to “ Media Tanam Apa Yang Baik Untuk Akuaponik? ”

Posting Komentar

 

Copyright © 2009 by akuaponik, aquaponik, hidroponik, akuakultur, ikan, sayuran, pertanian, perkebunan