Senin, 17 April 2017

Akuaponik Dengan Bell Siphon

Penggunaan bell siphon bertujuan untuk menguras air bernutrisi di dalam bak media tanam pada sistem akuaponik maupun hidroponik. Pada umumnya bell siphon digunakan pada sistem akuaponik berbasis media seperti yang telah dijelaskan pada artikel sebelumnya. Adanya bell siphon dapat membuat kondisi air/air bernutrisi di dalam bak media tanam mengalami pasang dan surut. Tujuan penggunaan bell siphon adalah mencegah terjadinya pembusukan akar akibat kekurangan oksigen pada bak media tanam apabila akar tanaman terendam sepenuhnya didalam air dengan cara menguras/menyedot air di dalam bak media tanam secara otomatis.
Agar akar tanaman dapat bernafas dengan baik, aerasi sangat diperlukan. Aerasi dapat ditambahkan dengan menggunakan aerator ataupun blower yang digerakkan oleh tenaga listrik. Tentunya akan terdapat tambahan biaya energi listrik. Adanya sebuah bell siphon dapat meringankan beban tersebut. Bell siphon bekerja secara sederhana mengosongkan bak media tanam untuk memberi kesempatan akar tanaman bernafas dengan baik tanpa tambahan energi listrik. Bell siphon bekerja memanfaatkan prinsip-prinsip fisika tekanan atmosfer dan kondisi vakum kedap udara.
Berikut ini gambar/skema sistem akuaponik menggunakan bell siphon :

akuaponik dengan bell siphon

Cara kerja bell siphon adalah, ketika air mengalir memenuhi bak tanam dan air sampai pada titik/bibir "pipa air pasang", maka air akan tersedot dengan kuat mengarah ke tangki ikan karena ada "tabung air surut" yang dibuat kedap udara. Dan setelah air surut sampai pada ujung selang udara maka air akan berhenti tersedot, karena udara masuk melalui lubang ujung selang yang disebut sebagai "batas air surut". Demikian seterusnya berulang-ulang kecuali pompa air dimatikan. Hal ini tentunya akan membuat kondisi lingkungan bak tanam menjadi sangat baik karena terjadi sirkulasi udara dan nutrisi yang terus-menerus. Air yang mengucur ke tangki ikan juga mengandung banyak oksigen karena melalui bebatuan pada yang berada di dalam bak tanam. Sistem akuaponik seperti ini adalah sistem yang paling mudah dan sederhana.
Mengenai bagaimana cara membuat bell siphon akan dijelaskan pada artikel berikutnya.

Di dalam sistem akuaponik yang menggunakan bell siphon terdapat 3 (tiga) zona pada bak media tanam sebagai berikut :


1. Zone Kering (zona permukaan), terdapat pada permukaan bak media setebal 5 cm. Daeraha ini merupakan tempat penetrasi cahaya (sinar matahari).  Zona kering meminimalkan penguapan, mencegah tumbuhnya alga/lumut dan mencegah tumbuhnya jamur maupun bakteri patogen yang dapat menyebabkan tanaman membusuk.
2. Zona Akar, zona akar dibuat sedalam 10-15 cm. Zona akar adalah tempat pertumbuhan akar tanaman dan aktivitas tanaman. Daerah inilah yang mengalami siklus pasang dan surut. Pada saat surut terjadi pengiriman udara kaya oksigen yang sangat efisien ke seluruh zona yang sangat berguna bagi akar tanaman, mikroba, bakteri baik dan cacing kompos. Sedangkan pada saat pasang, air mengirimkan kelembaban, nutrisi dan partikel limbah ikan. Partikel limbah padat dari ikan akan dimakan oleh cacing, sehingga padatan yang masuk pada bak media dapat diminimalisir dan terjadi pengomposan oleh cacing itu sendiri. Hasil dari pengomposan limbah padat oleh cacing menyumbangkan nutrisi dan mineral tambahan pada tumbuhan.
3. Zona Pengumpulan Limbah dan Mineralisasi, zona mineralisasi adalah zona terakhir yang terdapat pada bagian paling bawah dari bak tanam setinggi 5 cm. Didalam zona ini terjadi aktifitas pengumpulan limbah padat ikan dan teh kompos cacing. Pada zona ini air bernutrisi dan teh kompos cacing akan tergenang setinggi 5 cm sebatas saluran udara tempat titik berhentinya air surut pada bell siphon. Ketika air kolam ikan mengucur ke bak tanam, larutan nutrisi pada zona ini tercampur lagi, dan setelah mengalami pengurasan otomatis oleh bell siphon akan tergenang kembali, begitu seterusnya.

(Lihat Cara Membuat Bell Siphon)

Comments :

0 comments to “ Akuaponik Dengan Bell Siphon ”

Posting Komentar

 

Copyright © 2009 by akuaponik, aquaponik, hidroponik, akuakultur, ikan, sayuran, pertanian, perkebunan