Jenis Ikan Akuaponik

Jenis-Jenis Ikan Yang Cocok Untuk Akuaponik

Ikan didalam tangki budidaya sistem akuaponik memegang peranan yang sangat penting, karena ikan menyumbangkan unsur hara esensial bagi pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan. Semua jenis organisme air baik yang dibudidayakan maupun yang hidup pada lingkungan perairan alami secara berkala mengeluarkan kotoran/limbah organik (feses dan urine). Kotoran/limbah ikan tersebut pada proses rantai makanan akan dirombak oleh bakteri pengurai/heterotrofik menjadi Nitrat (NO3+) dan kemudian Nitrat akan dimanfaatkan oleh tanaman sebagai sumber nutrisi untuk memaksimalkan pertumbuhannya.

Semua limbah organisme air pada mulanya berbentuk Amonia (NH4+), dan pada proses rantai makanan semua limbah tersebut akan diurai oleh bakteri heterotropik.

Di dalam sistem akuaponik, pemilihan organisme air yang dibudidayakan tidaklah diperlukan karena semua limbah yang dikeluarkan berbentuk zat yang sama, yaitu Amonia. Bahkan daun-daun yang membusukpun akan diurai oleh bakteri pengurai. Pemilihan organisme air yang dibudidayakan pada umumnya hanya didasarkan pada keinginan pembudidaya yang biasanya berhubungan dengan tingkat kesulitan budidayanya dan permintaan pasar. Di Indonesia budidaya organisme air (akuakultur) memiliki urut-urutan mulai dari yang paling banyak adalah sebagai berikut :

Ikan : Nila, Mujair, Gurame, Lele, Tombro, Patin, Bawal, Ikan Hias dan lain-lain.

Udang : Udang Windu, Udang Vaname, Udang Werus, Udang Galah, Lobster Air Tawar dan lain-lain

Lainnya adalah : Belut dan Sidat.

Untuk pemilihan ikan yang digunakan dalam sistem akuaponik dapat memilih salah satu diantara jenis-jenis ikan tersebut diatas. Dan apabila yang akan dibudidayakan udang misalnya Lobster Air Tawar, maka disarankan digabung dengan ikan, karena jenis pakan udang yang diberikan berbeda dengan jenis pakan ikan. Untuk tangki kultur harus terpisah antara ikan dan udang tersebut, karena ikan sangat menyukai udang sebagai makanannya.