Jumat, 01 Mei 2015

Pembuatan Akuaponik

Akuaponik Dan Proses Pembuatannya

Secara sederhana Akuaponik dapat digambarkan sebagai kombinasi dari akuakultur dan hidroponik.
Dari sinilah nama akuaponik berasal. Fokus dalam Akuakultur adalah memaksimalkan pertumbuhan ikan di dalam tangki atau kolam pemeliharaan. Ikan biasanya ditebar pada tangki atau kolam dengan kepadatan yang tinggi. Tingkat penebaran yang tinggi ini berarti bahwa air untuk budidaya menjadi mudah tercemar oleh kotoran ikan. Kotoran ikan  pada mulanya berbentuk Amonia. Amonia beracun dalam konsentrasi yang tinggi bagi ikan.
Sementara itu, hidroponik bergantung pada aplikasi nutrisi buatan manusia. Nutrisi dibuat dari ramuan bahan kimia, garam dan unsur-unsur mikro. Ramuan nutrisi dicampur dengan teliti untuk membentuk keseimbangan optimal bagi pertumbuhan tanaman.
Aquaponik menggabungkan kedua sistem tersebut. Aquaponik menggunakan kotoran ikan yang berisi hampir semua nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Akuaponik juga menggunakan tanaman dan medianya untuk membersihkan dan memurnikan air. Jadi dalam akuaponik terjadi simbiosis mutualisme antara tanaman dan ikan.


Dalam akuaponik umumnya tanaman ditanam di dalam media tanam yang terpisah dari tangki ikan. Air dipompa dari tangki ikan ke media tanam dan dialirkan kembali ke dalam tangki ikan.
Ada tiga sistem dasar media tanam dalam akuaponik.
Media tanam yang diisi kerikil, expanded clay, atau media lain yang mirip adalah bentuk paling sederhana dari akuaponik. Sistem ini dapat dilakukan dengan dua cara. Dengan aliran air terus menerus atau dengan siklus padang surut menggunakan alat pasang surut yang disebut bell siphon.
Akuaponik merupakan salah satu cara mengurangi pencemaran air yang dihasilkan oleh
budidaya ikan dan juga menjadi salah satu alternatif mengurangi jumlah pemakaian air yang dipakai oleh sistem budidaya konvensional.
Teknologi akuaponik merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan dalam rangka
pemecahan keterbatasan air. Disamping itu teknologi akuaponik juga mempunyai keuntungan lainnya berupa pemasukan tambahan dari hasil tanaman yang akan memperbesar keuntungan para peternak ikan.
Akuaponik memanfaatkan secara terus menerus air dari pemeliharaan ikan ke tanaman  dan sebaliknya dari tanaman ke kolam ikan. Inti dasar dari sistem teknologi ini adalah penyediaan air yang optimum untuk masing-masing komoditas dengan memanfaatkan sistem resirkulasi. Sistem teknologi akuaponik muncul sebagai jawaban atas adanya permasalahan semakin sulitnya mendapatkan sumber air yang sesuai untuk budidaya ikan. Khususnya di lahan yang sempit, akuaponik yang merupakan salah satu teknologi hemat lahan dan air dapat dikombinasikan dengan berbagai tanaman sayuran. Beberapa hal berkaitan dengan pemeliharaan ikan agar baik dalam teknologi akuaponik adalah sebagai berikut :

Jenis Ikan : Padat Tebar
Ikan Mas : 10-200 ekor/m2
Ikan Nila : 100-500 ekor/m2
Ikan Gurame : 5-10 ekor/m2
Ikan Lele : 100-150 ekor/m2
Ikan Patin : 10-15 ekor/m2


Wadah Pemeliharaan

Wadah pemeliharaan ikan prinsipnya mempunyai pembuangan air yang dapat menyedot
kotoran ikan ataupun sisa pakan yang digunakan untuk dialirkan kedalam bak filter misalnya dengan menggunakan ember-ember plastik ukuran 10-20 liter atau papan kayu yang dibentuk menjadi seperti bak saluran air yang dilapisi plastik. Luasan filter yang digunakan adalah 25% dari permukaan wadah pemeliharaan ikan seperti pada gambar. Sehingga air yang kotor menjadi bersih kembali. Medianya terdiri dari : batu kerikil atau batu apung lebih dianjurkan untuk digunakan.
 Secara ringkasnya dapat digambarkan sebagai berikut, air yang berasal dari wadah
pemeliharaan ikan dialirkan dengan menggunakan pompa air ke filter yang juga berfungsi sebagai tempat untuk menanam tanaman, kemudian air yang sudah difilter tersebut dialirkan kembali ke dalam kolam. Air dialirkan secara terus menerus, sehingga amoniak yang berada di kolam akan tersaring sampai 80 % oleh tanaman tersebut. Jenis tanaman yang sudah dicoba dan berhasil cukup baik adalah kangkung, tomat, sawi dan sawi daging (pokcay).
Agar tanaman dapat tumbuh baik perlu disemaikan dulu sampai bibit berumur 2 minggu. Setelah 2 minggu tanaman siap dipindahkan pada sistem akuaponik. Jarak tanam masing-masing tanaman sebagai berikut :

Jenis Tanaman : Jarak Tanam

Kangkung : 10 cm
Cabai : 40 cm
Tomat : 40 cm
Terong Sayur : 40 cm
Sawi Hijau/Sawi Daging, Bayam : 17 cm

Sistematika Pembuatan Akuaponik

Akuaponik merupakan sebuah alternatif menanam tanaman dan memelihara ikan dalam satu wadah. Proses dimana tanaman memanfaatkan unsur hara yang berasal dari kotoran ikan. Kotoran ikan apabila dibiarkan di dalam kolam akan menjadi racun bagi ikanya. Kemudian tanaman berfungsi sebagai filter vegetasi yang akan mengurai zat racun tersebut menjadi zat yang tidak berbahaya bagi ikan, dan tanaman mensuplai oksigen pada air yang digunakan untuk memelihara ikan. Dengan siklus ini terjadi simbiosis mutualisme (saling menguntungkan). Aplikasi sistem akuaponik sangat menguntungkan dari segi efisiensi pemakaian lahan.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sistem akuaponik diantaranya adalah : 
Bak beton untuk wadah budidaya, ukuran disesuaikan dengan luas area
    yang mungkin digunakan.
Pipa untuk jalur sirkulasi air, ukuran disesuaikan dengan luas area yang
    mungkin digunakan.
Selang disesuaikan dengan banyak/luasnya bak tanam yang digunakan.
Pipa keni sistem L, untuk sambungan antar pipa.
Shock pipa untuk menyambung pipa.
Pompa sirkulasi air
Benih ikan sebagai objek budidaya.
Bibit tanaman sayuran (sawi, kangkung, selada, bayam dan lain-lain) sebagai objek budidaya tanaman.
  Batu kali (kerikil) sebagai media hidup tanaman dan filter air. Banyaknya disesuaikan dengan luas bak tanam.

Comments :

0 comments to “ Pembuatan Akuaponik ”

Posting Komentar

 

Copyright © 2009 by akuaponik, aquaponik, hidroponik, akuakultur, ikan, sayuran, pertanian, perkebunan