Kamis, 13 April 2017

Metode Tanam Didalam Akuaponik

Akuaponik adalah suatu sistem budidaya dimana pada saat ini sudah mulai dikenal cukup luas, baik dari segi komersial maupun skala lebih kecil yang umumnya diterapkan oleh kaum urban pada wilayah-wilayah perkotaan. Pelaku akuaponik yang sudah lama menekuni ataupun masyarakat yang baru mengenalnya sangat tertarik untuk mengembangkannya karena akuaponik merupakan sistem yang hanya memerlukan sedikit pengelolaan agar dapat berfungsi dengan baik dan dapat menghasilkan dua jenis produk sekaligus, yaitu tanaman dan ikan.
Akuaponik adalah suatu sistem yang saling berhubungan antara tangki ikan dan tempat/media tumbuh tanaman. Input yang diperlukan hanyalah memberi makan ikan dan cara memompa air di sekitar sistem. Pada dasarnya akuaponik adalah memompa air dari tangki ikan, termasuk kotoran ikan ke tempat/media tumbuhnya tanaman. Tanaman memanfaatkan nutrisi yang berasal dari kotoran ikan di dalam air. Dalam hal ini tanaman juga berfungsi sebagai penyaring air limbah ikan, sehingga air yang kembali ke dalam tangki ikan menjadi cukup bersih.
Di dalam akuaponik penyaluran nutrisi yang diperlukan oleh tanaman berbasis air, dimana nutrisi yang berasal dari limbah/kotoran ikan yang berada di dalam air dialirkan ke tempat/media tumbuh tanaman dan menuju kembali ke dalam tangki ikan (sistem resirkulasi). Oleh karena itu sistem tanam di dalam akuaponik menggunakan sistem hidroponik. Hidroponik adalah sistem tanam berbasis air yang tidak menggunakan media tanah sebagai media tumbuh tanaman. Media tanam yang umum digunakan adalah : batu kerikil, clay pebbles, spons, pecahan genting, arang kayu, perlite, vermiculite, rockwool dan lain-lain selain media yang mudah tergerus oleh air. Mengapa di dalam sistem hidroponik harus menggunakan media tanam seperti yang disebutkan diatas?. Karena hidroponik adalah cara budidaya tanaman yang menggunakan metode resirkulasi. Apabila media tanam yang digunakan adalah media yang mudah tergerus air, maka akan terjadi penyumbatan dan pencemaran pada sistem, sehingga hidroponik akan mengalami kegagalan.
Ada 3 (tiga) metode tanam di dalam sistem akuaponik, sebagai berikut :

Sistem Media Beds
 
 Sistem akuaponik media beds paling mudah diterapkan, bahkan bagi pemula sekalipun. Sistem media beds menggunakan bak tanam berisi penuh kerikil atau media lainnya seperti clay pebbles, pecahan genting/batu bata, arang kayu dan lain-lain. Air dari tangki ikan langsung dipompa menuju bak tanam penuh kerikil sehingga tanaman pada bak tanam dapat mengakses nutrisi dan kemudian air dikembalikan lagi ke tangki ikan. Lebih disarankan menggunakan batu kerikil berpori, seperti batu apung/batu vulkanik agar dapat menahan air lebih lama sehingga penyerapan nutrisi lebih efisien dan oksigen terlarut lebih banyak. Batuan juga berfungsi sebagai penyaring organisme biologis seperti parasit untuk mencegah parasit tersebut kembali ke dalam tangki ikan dan sebagai penyaring padatan ikan. Tanaman mengambil nutrisi dalam bentuk zat terlarut, sehingga setiap padatan ikan tidak akan digunakan dan bila tidak tersaring oleh media, dapat kembali ke dalam tangki ikan.
Aliran air di dalam akuaponik sistem media beds dapat dibuat statis ataupun dibuat pasang dan surut dengan menggunakan alat yang disebut bell siphon. Kelebihan sistem pasang surut adalah : pada saat air pasang, tanaman menyerap nutrisi dan pada saat air surut, tanaman mudah mendapatkan oksigen. Bak tanam yang berisi media kerikil juga berfungsi sebagai filter mekanis maupun biologis, sehingga tidak diperlukan filter tambahan.
Sistem akuaponik media beds umumnya diterapkan di dalam skala kecil baik skala rumah tangga, semi komersial dan sekedar hobby. Penggunaan media tanam kerikil akan membuat biaya permulaan sangat tinggi bila diterapkan pada akuaponik skala komersial yang besar. Berikut adalah skema akuaponik sistem media beds dengan aliran air pasang surut (ebb & flow) dengan menggunakan bell siphon.

metode tanam didalam akuaponik



Nutrient Film Technique

Di dalam sistem nutrient film technique air atau larutan nutrisi dialirkan tipis-tipis (seperti film) melalui pipa-pipa sebagai rak tanam. Biasanya pipa yang digunakan adalah pipa kotak seperti pipa talang PVC berbentuk "U". Air bergerak melalui pipa, memungkinkan akar tanaman mengambil nutrisi dan kembali lagi ke dalam tangki ikan. Sistem akuaponik nutrient film technique memerlukan rangkaian filter yang kompleks untuk mencegah padatan ikan terbawa aliran air melalui pipa-pipa tanaman. Apabila padatan ikan mengalir melalui pipa-pipa tanam tersebut, akar tumbuhan dapat terlapisi oleh padatan ikan sehingga dapat menyebabkan akar tanaman kesulitan menyerap nutrisi dan oksigen di dalam air.
Sistem akuaponik nutrient film technique umumnya diterapkan di dalam akuaponik skala komersial yang besar, karena efisien dalam segi biaya dan penggunaan air. Akan tetapi sistem nutrient film technique hanya dapat digunakan untuk menanam tanaman yang berukuran kecil dan berakar kecil pula seperti sayur-sayuran hijau. Tanaman besar seperti tomat, cabai, terong, mentimun dan lain-lain tidak dapat ditanam karena lubang tanam/rak tanam berukuran kecil. Berbeda dengan sistem media beds dimana bak tanam penuh media tanam berukuran besar dan dalam, sehingga dapat digunakan untuk menanam tumbuhan yang relatif besar maupun kecil. Berikut adalah gambar sistem nutrient film technique.


Sistem Rakit Apung (Deep Water Culture)

 Di dalam sistem rakit apung rak tanam terbuat dari stereofoam yang mengambang pada permukaan air yang kaya nutrisi. Stereofoam diberi lubang untuk meletakkan netpot tempat tanaman. Akar tanaman menonjol dan menggantung di air bernutrisi tersebut.
Didalam akuaponik sistem deep water culture juga memerlukan filtrasi yang kompleks seperti halnya nutrient film technique. Air dari tangki ikan harus disaring dari setiap limbah padat sebelum mencapai tanaman.
Akuaponik sistem deep water culture banyak diterapkan pada skala komersial yang besar karena biaya jauh lebih murah daripada sistem media beds.
Sistem ini memiliki stabilitas lingkungan yang lebih baik untuk tanaman maupun ikan seperti fluktuasi pH dan suhu air, karena adanya tambahan volume air yang digunakan pada kanal-kanal hidroponik tempat stereofoam/rak tanam berada.
Berikut gambar metode deep water culture atau rakit apung.


Comments :

0 comments to “ Metode Tanam Didalam Akuaponik ”

Posting Komentar

 

Copyright © 2009 by akuaponik, aquaponik, hidroponik, akuakultur, ikan, sayuran, pertanian, perkebunan