Minggu, 09 April 2017

Sistem Filtrasi Yang Benar Didalam Akuaponik

Filter sangat diperlukan didalam sistem akuaponik untuk menghilangkan atau mengurangi limbah ikan, agar limbah ikan tidak menimbulkan ekses negatif di dalam sistem, seperti tersumbatnya aliran air, akumulasi limbah ikan di dalam sistem dapat menimbulkan kondisi anaerob dan akar tanaman dapat terlapisi limbah ikan sehingga tanaman kesulitan untuk menyerap nutrisi dan oksigen dan lain sebagainya. Padatan ikan dikurangi oleh filter dan air yang mengalir kembali ke kolam ikan menjadi jernih dan layak huni bagi ikan.
Beberapa jenis ikan dapat hidup di dalam kondisi air yang keruh atau kotor, seperti ikan lele dan sejenisnya, akan tetapi semua ikan tidak dapat bertahan apabila di dalam air kotor tersebut mengandung penyakit.
Jadi, semua organisme yang dibutuhkan di dalam akuaponik : ikan, tanaman maupun bakteri pengurai membutuhkan beberapa sistem filtrasi agar dapat hidup sehat tanpa resiko terkena penyakit.

Bagaimanakah Seharusnya Sistem Filtrasi Yang Baik Didalam Akuaponik?
Di dalam sistem akuaponik yang berbasis media dimana bak tanam penuh berisi media seperti : kerikil, hidroton, pecahan genting dan lain-lain dapat berfungsi sebagai mekanisme bio filtrasi yang utama. Bak penuh media tersebut menjadi metode filtrasi utama dan melakukan fungsi yang cukup baik di dalam mengeliminasi padatan ikan, kecuali tingkat padatan ikan dibuat lebih tinggi dari nilai aman, akan membutuhkan filter tambahan. Pembahasan mengenai rasio tingkat kepadatan ikan dapat dilihat pada artikel lainnya.

Kualitas air akan menjadi masalah ketika ada penambahan ikan yang melebihi kapasitas filtrasi didalam sistem. Pada awalnya, kotoran ikan tidak terlihat menumpuk karena ikan masih kecil. Pada waktu ikan mulai besar, maka kualitas air menjadi kurang jelas. Banyak partikel-partikel kecil kotoran ikan melayang-layang di dalam tangki ikan.
Aturan praktis di dalam menjaga kesehatan lingkungan sistem adalah menyesuaikan tingkat densitas ikan dengan tingkat filtrasi. Apabila bak tanam berbasis media berukuran kecil dan hanya satu-satunya mekanisme filtrasi utama, maka perlu untuk mengurangi beban ikan atau meningkatkan/menambah sistem filtrasi. Menambah sistem filtrasi dapat dilakukan dengan menambah filter luar atau menambah bak tanam berbasis media ekstra.
 Limbah ikan, bahan-bahan organik lainnya dan ganggang yang tumbuh di dalam sistem jika dibiarkan menumpuk akan mempengaruhi tingkat oksigen terlarut (Dissolve Oxygen) di dalam sistem, terutama di dalam tangki ikan. Seluruh limbah/bahan organik tersebut akan menghasilkan karbon dioksida dan amonia. Apabila terjadi penumpukan limbah/bahan organik yang mati di dalam tangki ikan dan dibiarkan terus-menerus, maka akan terurai secara anaerobik (kondisi tanpa oksigen) dan akan menghasilkan gas metana dan hidrogen sulfida, dimana gas tersebut akan meracuni kondisi lingkungan akuaponik. Jadi beberapa proses pemeliharaan dan kontrol kualitas air diperlukan apabila tingkat densitas ikan di dalam sistem akuaponik terlalu tinggi.
Dianjurkan kepadatan tebar ikan yang sesuai agar beban sistem tidak berat. Pada dasarnya sistem akuaponik dibangun untuk menjaga keseimbangan dalam keharmonisan, seperti ekosistem yang terdapat di alam lingkungan sekitar. 
Di dalam sistem akuaponik metode tanam Deep Water Culture (rakit apung), Nutrient Film Technique maupun Deep Flow Technique, filter sangat mutlak diperlukan. Metode tanam tersebut umumnya diaplikasikan pada sistem akuaponik skala komersial yang besar dimana tingkat kepadatan ikan dibuat tinggi atau sangat tinggi untuk tujuan ekonomis. Rangkaian/urut-urutan  filter untuk metode-metode tanam tersebut adalah : filter pemisah/penangkap padatan ikan (settling tank), biofilter dan degassing filter (filter mineralisasi). Jenis-jenis filter pemisah/penangkap padatan ikan adalah : clarifier filter, swirl filter dan radial flow filter. Berikut ini adalah gambar-gambar berbagai macam filter tersebut :

sistem filtrasi yang benar didalam akuaponik

Berapa Banyak Padatan Ikan Yang Harus Dikeluarkan Didalam Sistem Akuaponik?

Menghapus semua padatan ikan dalam sistem akuaponik adalah suatu pekerjaan yang menyita waktu, kecuali memakai filter yang mahal dan canggih. Didalam sistem akuaponik tidak perlu semua padatan ikan dibuang seluruhnya. Sebagian padatan ikan harus terdekomposisi oleh bakteri pengurai, agar dapat digunakan sebagai nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Nutrisi penting untuk pertumbuhan tanaman tersebut dirilis ke air yang disebut sebagai proses mineralisasi. Mineralisasi adalah esensi dari pertumbuhan tanaman. Jika semua padatan ikan dihapus/dihilangkan dalam sistem, maka disebut sebagai budidaya tanpa nutrisi dan bukanlah sistem akuaponik. Apabila demikian, tumbuhan memerlukan nutrisi eksternal karena tanpa adanya padatan ikan untuk proses mineralisasi. Suplementasi nutrisi lebih diperlukan. Hal ini tentunya akan menambah biaya operasional dan meningkatkan kompleksitas pengelolaan sistem akuaponik. Akuaponik adalah suatu sistem dimana banyak sekali yang belum sepenuhnya memahami atau mengerti. Keseimbangan menjaga kesehatan ikan dan pertumbuhan tanaman adalah penting. Air bersih di dalam sistem sangat penting dan begitu pula nutrisi yang terperangkap didalamnya.

Comments :

15 comments to “ Sistem Filtrasi Yang Benar Didalam Akuaponik ”

Gabus mengatakan...
on 

Salam Green Village Aquaponiq..
Terima kasih bila bisa bergabung di link ini.
Saya Yerry dari Timika Papua, ingin mendapatkan saran dan pengalaman di sini. Apakah kami bisa mendapatkan sedikit gambar konstruksi bangunan Aquaponic.
Terima kasih
Salam
YERRY

Gabus mengatakan...
on 

Maksud kami tutorial pembuatan sistem Aquaponik skala komersial
Salam & Terima kasih
Yerry

Herman Sahari mengatakan...
on 

trmkasih Mas Yerry, utk tutorial akuaponik ada di dlm buku panduan akuaponik lengkap yg termasuk didlm paket akuaponik portabel... klo lokasi tman2 jauh dr kota malang, silahkan belajar di blog kami. semua pertanyaan ttg akuaponik akan sy jelaskan scr detail. Rncana kami, nantinya akan ada buku ttg akuaponik lengkap dan trstruktur baik utk skala hobb/rumah tangga maupun skala komersial... Mas Yerry bs menunggu buku kami, kmungkinan dlm bulan ini sudah selesai.. Terimakasih..

Unknown mengatakan...
on 

Pak, maaf mau tanya..
saya membuat aquaponik mengunakan sistem DFT.
Sayuran saya jadi menguning semua, apakah karna diperlukan filter setelah pompa dari bak ikan? filter model apa yg baik untuk sistem tersebut? dan apakah bak sump diperlukan pada sistem tersebut?

Unknown mengatakan...
on 

pengen nyoba ah..
Maksih elmunya..

Unknown mengatakan...
on 

pengen nyoba ah..
Maksih elmunya..

Unknown mengatakan...
on 

Salam kenal mas kalo bukunya sdh ready tlg hub, masih bnyak yg bikin bingung ttg aquaponik..

Herman Sahari mengatakan...
on 

Mas Hendy, utk sistem tanam DFT krn tdk menggunakan bak kerikil sebagai media tanam atau hanya sedikit media tanam yg digunakan maka hrs menggunakan filter tambahan. Bgitu jg bila menggunakan sistem deep water culture (DWC). Rangkaian filter utk DFT maupun DWC adalah clarifier filter (filter pemisah padatan ikan)--- filter biologi --- degassing filter--- trs air dialirkan ke media2 tanam dan kembali ke kolam ikan. Mengenai bentuk filter padatan ikan dapat dilihat pd gambar diatas. Dan utk akuaponik yg baru dijalankan masih belum terdapat koloni bakteri yg mencukupi utk membentuk nitrisi, oleh karena itu tanaman tdk/blm sepenuhnya memperoleh nutrisi dr sistem. Pembentukan koloni bakteri memakan waktu sekitar 2-4 bln, ini yg biasa disebut sebagai proses start cycling. Setelah terbntuk koloni bakteri yg mencukupi, sistem akan dpt menyediakan nutrisi yang lengkap hanya dg memberi pakan ikan saja secara rutin. Utk membantu pertumbuhan tanaman scr mksimal selama proses start cycling, dpt diberi pupuk semprot atau pupuk daun. Pupuk semprot/spray daun dpt membuat sendiri dg bahan dasar kompos cacing yg disebut dg teh cacing. Pembuatan teh cacing dpt dilihat/dicari di internet. Atau pd artikel berikutnya di situs kami. Kami akan sesegera mungkin mmposting artikel bagaimana cara membuat pupuk kompos cacing.

Herman Sahari mengatakan...
on 

Utk kasus pd akuaponik milik mas Hendy, menguningnya daun disebabkan krn kekurangan nutrisi terutama zat besi. Kekurangan nutrisi disebabkn oleh : Pertama : akuaponik br berjalan (msh blm terdapat koloni bakteri); Kedua : tdk terdpt filter tambahan terutama pd sistem tanam DFT, NFT dan DWC dimana kemungkinan bsr akar tanaman terlapisi padatan ikan yg langsung mengalir pd lahan2 tanam shg tanaman kesulitan dlm menyerap nutrisi maupun oksigen; Ketiga : kurangnya pakan ikan yg diberikan.

Herman Sahari mengatakan...
on 

Mas Ivan, sy akan segera hubungi apabila buku ttg akuaponik sdh sy selesaikan, ditunggu ya?.. trmkasih

Herman Sahari mengatakan...
on 

Sump tank diperlukan untuk mengatur level air pada kolam ikan agar tdk berkurang. Apabila pompa langsung diletakkan pada kolam ikan maka level air pd kolam akan berkurang utk memenuhi bak2 tanam sebelum kembali ke kolam ikan lagi, terutama pd sistem pasang surut dimana air dibutuhkan utk memenuhi bak tanam sewaktu pasang dan berhenti mengalir stlh sampai pd titik surut.

Unknown mengatakan...
on 

detail sekali penjelasannya pak herman sahari, semangat modif sistem lagi.
sekarang lagi proses pembuatan filter mekanis dan biologis seperti saran dari pak herman...mudahan aja berhasil hehehe
terimakasih atas sharing ilmunya pak....

Herman Sahari mengatakan...
on 

Ok Mas Hendy, trmaksih jg..

Unknown mengatakan...
on 

radia dan swirl filter mirip pola kerjanya? lalu tangki mineralisasinya seperti apa pak dan diletakkan dimana?

Unknown mengatakan...
on 

mas Herman.. ada chanel youtube nya gaj bang.. atau ada kontaknya mas yang bisa kami hunungi?

Posting Komentar

 

Copyright © 2009 by akuaponik, aquaponik, hidroponik, akuakultur, ikan, sayuran, pertanian, perkebunan